Selasa, 25 Desember 2012

Nafsu Manusia

Kedudukan ruh dan hawa nafsu dalam kehidupan manusia sangatlah berpengaruh terhadap jiwa manusia, sehingga hal ini akan menimbulkan kondisi-kondisi kejiwaan. Ada tiga kedudukan ruh dan hawa nafsu, yaitu ruh mendominasi hawa nafsu, ruh tarik menarik dengan hawa nafsu, dan hawa nafsu mendominasi ruh. Untuk yang pertama, ruh mendominasi hawa nafsu. Seperti yang kita ketahui bahwa ruh akan memberikan hal-hal yang baik. Maka ketika ruh yang mendominasi hawa nafsu, seseorang akan senantiasa berdzikir (mengingat Allah).
Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Dan ketika kita itu ia akan merasakan ketenangan jiwa karenanya. Sebagaimana firman Allah swt.
 
Artinya:
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Raad (13):28)

Pada kedudukan ruh dan hawa nafsu yang saling tarik menarik, akan berorientasi pada akal. Dimana akan membuat seseorang menjadi seorang munafiq. Dalam kedudukan ini, orang itu akan menipu dirinya sendiri. Seperti dalam firman Allah swt.
 
Artinya:
"Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar." (QS. Al-Baqarah (2):9)
 
Akan tetapi dalam keadaan ini juga seseorang ketika mengetahui kesalahannya, maka ia akan sangat menyesali dirinya.

Yang terakhir adalah hawa nafsu yang mendominasi ruh. Ketika hal ini yang terjadi pada seseorang, maka orang itu akan tertutupi pandangannya oleh syahwat. Akibat dari itu ia akan mencintai kehidupan dunia ini dan melupakan apa tujuan sebenarnya kehidupan ini, yaitu akhirat. Sebagaimana firman Allah swt.

 
Artinya:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. Ali-Imran (3):14)
 
Dalam keadaan ini seseorang yang dikendalikan oleh hawa nafsunya akan selalu diperintahkan olehnya (hawa nafsu) untuk berbuat kejahatan. Sebagaimana firman Allah swt.
 
Artinya:
"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang." (QS. Yusuf (12):53)
 
Demikian, bahwa dominasi dzikir, akal atau syahwat dapat menimbulkan tiga kondisi jiwa, yaitu muthmainnah, lawwamah, dan amarah. Sangat penting bagi kita untuk meningkatkan keimanan kita untuk mencapai nafsu muthmainnah. Jadi, berusalah selalu agar ruh yang mendominasi hawa nafsu.

Sumber: nefriyandi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar