Sangatlah
penting untuk mengintrospeksi diri, dengannya kita bisa menjadi lebih
baik lagi. Hidup akan semakin terarah jika kita mengetahui kesalahan
yang kita buat dan berusaha untuk merubahnya. Kesalahan-kesalahan
terdahulu menjadi pelajaran yang sangat berharga. Kebanyakan orang
gagal, hanya dikarenakan ia terlalu enggan untuk bermuhasabah, dan
menganggap semua yang ia telah lakukan itu adalah benar. Bukan hanya
berguna bagi persiapan menuju kehidupan abadi di alam akhirat, akan
tetapi juga berguna untuk menentukan keberhasilan hidup kita di dunia.
Untuk
meningkatkan kualitas, kita juga perlu mengintrospeksi diri. Jangan
sampai kesalahan-kesalahan kecil bisa menurunkan tingkat kualitas.
Selain itu, kita juga perlu untuk terbuka menerima semua masukan dari
orang lain. Baik itu berupa saran atau pun kritikan yang sangat
menyakitkan. Orang-orang tidak akan mengkritik kita jika tak ada
kesalahan yang kita perbuat. Dan suatu hal yang pasti bahwa mereka
memperhatikan kita dan tidak mau kita dalam keadaan salah yang
terus-menerus. Suatu kerugian bagi mereka yang selalu membela dirinya
dari kritikan-kritikan. Seharusnya, ia berfikir ulang, jika kritikan itu
benar berusahalah untuk tidak melakukannya lagi dan meninggalkannya.
Akan tetapi jika itu salah, berusahalah agar jangan sampai hal itu kita
lakukan.
Kebanyakan para
pemimpin gagal dalam memimpin, baik itu dalam suatu perusahaan, maupun
dalam sistem pemerintahan. Merasa benar, itulah yang selalu menghambat
untuk keberhasilan. Dalam penciptaan, Allah SWT telah menciptakan
manusia dengan mulut yang satu dan telinga yang dua. Dari jumlahnya saja
kita sudah bisa mengartikan bahwa kita dituntut untuk lebih banyak
mendengar. Apakah itu berhubungan dengan memepelajari sesuatu yang baru,
atau mendengar saran dari orang lain.
Selama kita hidup
kita tidak lepas dari interaksi dengan orang-orang disekitar kita. Kita
tidak akan tau salah jika kita belum melihat sesuatu yang salah. Kita
juga tidak bisa tau kebenaran jika kita belum melihat kebenaran. Maka
dari itu sangatlah penting untuk menangkap apa yang kita lihat, kemudian
kita cerna dengan fikiran kita. Kemudian hatilah yang menentukan.
Karena perkataan hati itu berasal dari Allah SWT.
Kembali lagi
dalam konteks bermuhasabah. Setiap orang bisa kita jadikan patokan untuk
mengintrospeksi diri. Walau pun orang yang tidak begitu waras. Ini
pengalaman yang berharga bagi saya. Saya tinggal di sebuah kos-kosan di
dekat mushollah. Di situ ada keran untuk tempat wudhu. Orang-orang
selalu mengotori lantainya setelah berwudhu. Akan tetapi ada seseorang,
umurnya sekitar 40 tahunan lebih. Ia selalu membersihkannya sebelum ia
berwudhu dan berusaha untuk tidak mengotorinya. Walaupun ia menurut
pengamatan ku, ia agak sedikit kurang waras, tapi hal ini menjadi
pelajaran bagi kita. Jujur saja terkadang saya mengikuti kebiasaanya
tadi, tapi terkadang juga dan bahkan lebih banyak tidak melakukannya.
Dengan kata lain lebih banyak mengotorinya, apalagi dalam keadaan
terburu-buru. Dari hal ini, kita bisa mengambil pelajaran yang baik
walaupun dari orang yang tidak waras sekali pun. Terkadang kita terlalu
sombong untuk hal ini. Kita terlalu meremehkan sesuatu yang kecil walau
sebenarnya itu besar di mata Allah.
Dari kisah tadi,
kita bisa bermuhasabah dengan melihat sekeliling kita. Melihat,
mengamati dan membandingkan dengan diri kita. Pertanyaan yang harus
muncul, 'Sudahkah saya melakukan hal baik seperti yang ia lakukan?'.
Seharusnya pertanyaan ini selalu muncul ketika kita melihat ada orang
yang berbuat suatu kebaikan, walau hanya kebaikan-kebaikan kecil. Dan
sering kali menganggap hal ini hanya hal yang sepele. Jika kita selalu
seperti ini, kita tak kan bisa untuk mengintrospeksi diri dan tentunya
kita tak akan bisa untuk meningkatkan kualitas hidup kita yang lebih
baik lagi.
Mengenai
kualitas, kita harus selalu bermuhasabah untuk meningkatkan kualitas
ibadah kita kepada Allah SWT. Seperti kisah tadi seseorang yang dengan
ikhlas membersihkan tempat wudhu. Ada dua kebaikan yang ia lakukan,
yaitu menjaga kebersihan dan yang kedua jika ada orang setelahnya
berwudhu dan merasa nyaman karena tempat yang bersih. Apa lagi orang itu
terinspirasi olehnya dan mengaplikasikannya.
Begitulah
saudara/i ku begitu pentingnya kita untuk bermuhasabah atau
mengintrospeksi diri. Banyak kebaikan yang kita dapat, dan pasti
kebaikan-kebaikan yang kita lakukan dengan hati yang ikhlas akan
mendapat ganjaran yang baik pula oleh Allah. Dan satu lagi, orang yang
bertaqwa bukanlah orang yang tidak pernah membuat kesalahan. Akan tetapi
ia yang berbuat kesalahan, setelah itu ia langsung bermuhasabah dan
berniat serta tidak melakukannya lagi dengan bertobat kepada Allah.
Begitulah yang saya dapatkan dari Ust. Cecep Sa'bana Rahmatillah.
Mungkin ada
banyak kesalahan yang saya buat dalam tulisan ini. Makan dari itu saya
mohon maaf atasnya. Dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa pun dan
kapan pun.
Salam saudaramu Nefri Yandi.
Sumber: nefriyandi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar